PERBEDAAN ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI
Pedagogi memiliki konsep belajar yang "teacher centered" (one way communication) dimana gurulah yang menjadi sumber informasi yang ada, gurulah yang bertugas memasukkan informasi itu kedalam pikiran siswa dan siswa bersifat pasif.
Sedangkan andragogi memiliki konsep belajar "learner centered"
dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan saling berbagi ilmu
dengan siswa lainnya, dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator.
Andraggogi juga tidak terbatas pada ruang lingkup formal seperti
sekolah, universitas atau kursus namun juga bisa pada kejadian
sehari-hari.
Lebih jelasnya kita bisa membedakan dari berbagai sisi antara lain:
Pertama, kita lihat dari sisi siswa atau pembelajar;
dalam pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan
dirinya bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan
diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Gurulah yang mengevaluasi hasil
belajar. Sementara dalam andragogi, siswa
adalah mandiri (dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar apa dan
bagaimana). Jadi, dialah yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri
bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi,
siswa penting sekali diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan
evaluasi diri (self-assessment).
Kedua, kita lihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pemelajar;
dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti
aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu,
kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pemelajar
mengalami sesuatu secara leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama
mengidnetifikasi penguasaan dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling
berperan sebagai sumber belajar.
Ketiga, kita lihat dari sisi orientasi terhadap belajar;
dalam pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses
perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan
sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan logis
sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi
sebaliknya. Pemelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu
pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang
dapat membuat ia sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan
tugas nyata pemelajar itu sendiri. Mata ajar didasarkan atas situasi
pekerjaan atau kebutuhan real pemelajar, bukan berdasarkan topik-topik
tertentu yang sudah ditentukan.
Keempat, kita lihat dari sisi motivasip belajar;
dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau
dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan
tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari
diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghagraan diri dan
lain-lain
Begitulah karakteristik andragogi
menurut mbah Malcom Knowles (1984), dalam bukunya, “Self-directed Learning”. Andragogy memang merupakan teori orang dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa harus diajar dengan pendekatan andragogi seperti dijelaskan di atas. Namun demikian, menurut saya andragogi tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, kalo ceritanya seperti di atas. Betul ga? untuk semua orang harusnya seperti itu, lebih bersifat student-centered daripada kebanyakan sistem pmbelajaran seperti saat ini yang cenderung masih bersifat teacher-centered learning.
menurut mbah Malcom Knowles (1984), dalam bukunya, “Self-directed Learning”. Andragogy memang merupakan teori orang dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa harus diajar dengan pendekatan andragogi seperti dijelaskan di atas. Namun demikian, menurut saya andragogi tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, kalo ceritanya seperti di atas. Betul ga? untuk semua orang harusnya seperti itu, lebih bersifat student-centered daripada kebanyakan sistem pmbelajaran seperti saat ini yang cenderung masih bersifat teacher-centered learning.
Sumber Asli: http://fakultasluarkampus.net/2009/10/pedagogy-vs-andragogy/
Komentar
Posting Komentar