PERBEDAAN KARYA TULIS ILMIAH, POPULER DAN NON-ILMIAH
A. Karya Ilmiah
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah, yakni:
Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu
dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca.
Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan
menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi penulisan yang benar.
Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya
teknis dan dan didukung fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan.
Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data
yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian
ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara
ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah
berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan
sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan
kesimpulan dari penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan,
bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang
ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan
menggunakan pendekatan metode ilmiah.
2. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di
lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri
seperti berikut ini:
a. Objektif
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok.
Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau
mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
d. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data
digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori
atau hipotesis digunakan pola deduktif.
e. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual,
yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti
orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan
marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
f. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat
kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
g. Menggunakan Ragam Bahasa Formal
3. Syarat Karya Ilmiah
Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur
yang menyangganya.
Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan
gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang
terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
4. Jenis Karya Ilmiah
Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah.
Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang
pendeknya karya tulis ilmiah tersebut. Secara garis besar, karya ilmiah di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya
ilmiah pendidikan dan karya
ilmiah penelitian.
1. Karya Ilmiah Pendidikan
Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta
sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan
terdiri dari:
a. Paper (Karya Tulis)
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah
berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan
dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil
intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan
paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan
, Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup
yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
b. Pra Skripsi
Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi
mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran,
permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian).
Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan
dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang
diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk
menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung
(observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study
kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1.
Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu
logis dan emperis.
d. Thesis
Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada
skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan
tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah
master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu
penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.
e. Disertasi
Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan
analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya
dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan
tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan
menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan
tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis
sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.
2. Karya ilmiah Penelitian
A. Makalah seminar
1. Naskah Seminar
Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah
ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam
membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan
dalam seminar.
2. Naskah Bersambung
Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa
disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul
atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang
dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data
penelitian dalam waktu yang berbeda.
B. Laporan Hasil Penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya
tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun
masih dalam tahap awal.
C. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal
penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan
mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international
standard serial number).
B. Karya Tulis Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular
atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
·
ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
fakta yang disimpulkan subyektif
·
gaya bahasa konotatif dan populer
·
tidak memuat hipotesis
·
penyajian dibarengi dengan sejarah
·
bersifat imajinatif
·
situasi didramatisir
·
bersifat persuasif
·
tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel,
drama, dan roman.
C. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat
lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini,
ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas
dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui
adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun
namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus
merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat
metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui
proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat
juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa
membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah
dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang
membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang
khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang
terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan
semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada
istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan,
karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara
ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun
tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu
terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang
telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara
lain artikel, feature, kritik,
esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi
isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak,
gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan
teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih
menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2)
persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif:
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik
adakalanya tanpa dukungan bukti.
D. KARYA TULIS POPULER
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
Karya tulis ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Slamet Suseno (dalam Dalman, 2012: 156) mengemukakan bahwa karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur tulisan orang lain daripada dengan jalan menulis gagasan, pendapat, dan pernyataannya sendiri. Karya ilmiah populer adalah karangan ilmiah yang berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan dengan teknik penyajian yang sederhana mengenai hal-hal kehidupan sehari-hari.
karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar
ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh
masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik
untuk membacanya. Karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan
jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang
lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri.
Artinya, karya tulis ilmiah populer lebih cocok disebut sebagi tulisan daripada
karangan. Seperti yang dipaparkan di atas, secara otomatis akan ada proses
reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika digandengkan dengan kata
populer. Namun meski melangalami reduksi, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan
pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.
CIRI-CIRI KARYA TULIS ILMIAH POPULER
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu:
·
Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
·
Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
·
Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
·
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa
gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data
(kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran
dalam penulisan.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah
teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
Bahan berupa fakta yang objektif
Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap
taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
E. PERBEDAAN ANTARA KARYA TULIS ILMIAH POPULER DENGAN KARYA TULIS ILMIAH
MURNI
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.
Perbedaan antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dan lain-lain) terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
Sarana untuk mempublikasikan karya ini hampir tidak ada yang berdiri sendiri secara utuh. Biasanya dalam suatu media massa, karya ini dipadukan dengan karya tulis nonilmiah. Karya ilmiah populer dapat kita jumpai pada majalah, koran atau tabloid.
F. KARYA TULIS NON-ILMIAH
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
CIRI-CIRI KARYA TULIS NON-ILMIAH :
·
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
·
Fakta yang disimpulkan
subyektif
·
Gaya bahasa konotatif dan populer
·
Tidak memuat hipotesis
·
Penyajian dibarengi dengan sejarah
·
Bersifat imajinatif
·
Situasi didramatisir
·
Bersifat persuasif
·
Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel,
drama, dan roman.
G. PERBEDAAN KARYA ILMIAH DENGAN NON-ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian
(faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau
empiri.
Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi.
Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa
dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
KARYA NON-ILMIAH BERSIFAT :
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
KARYA NON-ILMIAH BERSIFAT :
Ø
Emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi,
Ø
Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative,
Ø
Deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan jika
kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
H. SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).
Sikap-sikap ilmiah meliputi:
Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak
dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang
lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung
gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam
bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh,
selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya
sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan
penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi
seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu
merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.
SIKAP ILMIAH SEORANG ILMUWAN
·
Tidak ada rasa pamrih
·
Selektif
·
Kredibilitas
·
Percaya/merasa pasti terhadap
penelitian terdahulu setidaknya telah mencapai suatu kepastian
·
Ada kegiatan rutin mengembangkan
ilmu
·
Punya sikap etis mengembangkan ilmu
Sumber:
Komentar
Posting Komentar